Rabu, 01 Mei 2013

Memori Desember Januari

Postingan kali ini tentang seseoramg yang lumayan menyita perhatianku dari akhir Desember sampai akhir Januari kemarin. Lelaki biasa dengan wajah luar biasa. Iya, luar biasa. Namanya Adi. Wajahnya konyol. Datar seperti aspal, haha! Cara bicaranya tidak kalah datar dengan dengan wajahnya. Dia fasih berbahasa Jawa. Aku yang orang Jawa asli, terkadang tidak mengerti yang dibicarakannya.

Waktu itu, aku sedang magang di Kantor Kecamatan Gedangan selama 3 bulan. Dan di satu bulan terakhir, masuklah 3 orang lelaki dari SMK (atau STM, gitu. Aku lupa) Senopati. Yang berjerawat namanya Radian, yang mukanya paling absurd namanya Dian, dan yang –menurutku– paling tampan namanya Adi.

Ketika menulis ini, aku sedang mengingat lelucon yang tidak pernah gagal membuat orang yang mendengarnya tertawa. Padahal cara penyampainnya dengan wajah cara biacaranya yang datar. Haha, lucu, bikin rindu.

Aku masih ingat betul pagi itu. Pagi setelah libur natal. Sinar matahari pukul 07.15 terpantul dari kaca ruanganku ke meja kerjaku –ceritanya, kan, aku magang di situ. Ada 3 orang lelaki berlarian di depan ruanganku. Aku benar-benar masih ingat betul pada saat itu mataku langsung tertuju kepada sosok lelaki yang paling tinggi, paling putih, paling kurus, wajahnya paling bersih (baca: tidak berjerawat), dan –insya Allah– paling tampan, haha!
Dan kemudian aku tau kalau mereka anak baru yang magang di situ. Kesalnya, mereka tiga-tinganya ditempatkan di ruang pelayanan, bukan di ruang SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) –ruanganku. Padahal aku berharap aku berharap satu diantara mereka ditempatkan di ruanganku. Ah, jadi tidak bisa cuci mata.

Singkat cerita aku ditugaskan untuk membantu 5 temanku –termasuk dia– di ruang pelayanan untuk membagikan E-KTP. Aku duduk di kursi dekat perangkat desa yang bertugas pada saat itu. Dan tiba-tiba dia duduk di sebelahku. Tidak ada perasaan yang aneh. Sampai pukul 2 siang semua berjalan lancar dan normal- normal saja. Hanya saja dia sedikit menjengkelkan. Aku berusaha seramah mungkin dengannya. Aku mengajaknya ngobrol, aku berusaha melucu selucu lucunya leluconku agar suasana tidak menjadi kaku. Dan kalian tau apa? Dia tidak tertawa. Jangankan tertewa, merespon omonganku saja tidak. Ppft! Padahal menurutku leluconku lucu. -__-
Kesan pertama aku mengenalnya, aku mengira dia tipe orang yang kaku dan tidak menyenangkan. Tapi setelah beberapa hari aku mengenal dan sering ngobrol dengannya, penilaianku salah besar. Haha. Dia orang yang konyol, lucu, unik. Dia menyenangkan. Dia yang paling asyik diajak ngobrol. Kemudian Radian, lalu Dian. Ah, Dian. Sebenarnya aku jengkel dengan dia. Di awal pertama aku mengenalnya, dia suka melihatiku. Entah ketika sedang menyetempel SKTM di ruangannya atau ketika berpapasan dengannya. Entah dia melihatiku karena suka denganku atau ada yang salah denganku, yang jelas aku tidak menyukainya. Setelah beberapa hari aku mengenalnya, aku baru tahu dia tipe orang yang kepo. Kepo dalam segala hal! Dia suka mengintip kalau aku sedang SMS-an. Cih! Umm.. sebenarnya tidak hanya Dian yang kepo, tetapi 3 lelaki itu. Mereka suka ngepoin status-status Facebook-ku. Dasar stalker berjiwa emak-emak!

Januari akhir. Saatnya kembali ke sekolah. Mulai bergelut dengan tugas lagi. Dan harus –dengan berat hati– meninggalkan Kantor Kecamatan –terlebih meninggalkannya.


Gak tau harus nulis apa lagi. Kalau diterusin pasti bakal mewek. Pokoknya kenangan di sana itu.. TERLALU MANIS UNTUK DILUPAKAAAAANN~~~



penampakan mereka bertiga. yang tengah mirip chipmunk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar