Jumat, 19 April 2013

Mimpi Si Pemimpi Tingkat Dewa

Now Playing : Taylor Swift – Love Story

Aku punya kebiasan baru sebelum tidur; bermain-main dengan imajinasiku; membayangkan sosok kamu yang satu bulan belakangan ini memenuhi isi otakku.

Semuanya seakan nyata. Melihat lengkungan senyummu. Merasakan hangat pelukmu. Mencium wangi tubuhmu. Dinyanyikan sebuah lagu menggunakan gitar di sebuah pantai berpasir putih di bawah langit senja. Berjalan berdua beriringan bergandengan tangan menyusuri bibir pantai sambil menanti sang surya kembali ke peraduannya. Indah. Manis. Romantis.

Di tengah keromantisan yang terjalin sore itu, kamu tiba-tiba berhenti berjalan lalu menatapku. Mengecup lembut keningku. Kemudian berbisik di telingaku; “Isabella Marie Swan, I promise to love you forever –every single day of forever… will you marry me?”

Tidaaaaaaaakkk. Salah fokus. Oke, fokus..

Kemudian kamu membisikkan kaliamat romantis yang membuatku ingin terbang ke langit ketujuh. Kalimat yang serupa dengan kalimat yang diucapkan Edward Cullen di Breaking Dawn Part I.

“it’s an extraordinary thing to meet someone who you can bare your soul to and accept you for what you are. I’ve been waiting , for what seems like a very long time, to get beyond what I am. With a toast to my beautiful bride. No measure of time with you will be long enough. But let’s start with forever.”

Khayalanku keren, bukan?

Pekerjaanku sebagai pemimpi semakin tersalurkan semenjak aku mengenalmu. Pekerjaan? Iya, anggap saja pekerjaan. Sebab aku sangat senang bermimpi atau membayangkan sesuatu. Ketika mandi pun aku masih sempat-sempatnya berkhayal. Haha.



Romeo save me, I've been feeling so alone. I keep  waiting, for you but you never come.Is this in my head, I don't know what to think. He knelt to the ground and pulled out a ring and said...
Marry me Juliet, you'll never have to be alone.I love you, and that's all I really know.I talked to your dad -- go pick out a white dressIt's a love story, baby just say... yes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar