Now Playing :
Bruno Mars - When I was your (wo)Man
Hampir 2 tahun aku berpisah denganmu, aku sudah berkali-kali jatuh cinta. Tepatnya 3 kali. Yang pertama aku benar-benar jatuh cinta, tetapi yang lainnya aku hanya mengada-ada, seakan-akan aku jatuh cinta. Kau tau pencitraan? Sepertinya mantanmu ini pandai sekali melakukan hal itu. Dan sepertinya aku tidak mau kalah dengan pejabat yang baru-baru ini sedang eksis di televisi. Keren, bukan?
Kau tau? Beberapa bulan belakanan ini semua orang percaya aku sedang jatuh cinta. Padahal aku sedang melakukan sesuatu yang mereka sebut pencitraang. Bodohnya dengan mudah mereka percaya. Tapi syukurlah kalau mereka percaya, jadi tidak ada seorang pun yang tau kalau aku sedang patah hati.
Aku di-PHP-in seseorang, Tan. Sakiiiit. Lelaki yang sama yang aku ceritakan kemarin. Sebut saja namanya... Umm... Bruno.
Sebenarnya bukan sepenuhnya salah Bruno. Eh, tidak, Bruno tidak salah. Aku yang salah. Aku yang membuat harapan itu ada—sebut saja aku ke-geer-an—, dan aku yang membuat rasa sakit patah hati itu sendiri akibat harapan yang aku ada-ada.
Apa salah seseorang yang hatinya sedang terluka menaruh harapan pada seseorang dengan maksud agar orang itu dapat menyembuhkan lukanya? Tidak,kan ?
Oke, aku salah dengan sembarangan menaruh harapan pada seseorang. Tapi...
Kebaikan dan perhatian kecilnya membuatku tidak ragu untuk menaruh harapan
begitu saja, menitipkan secuil hati agar dapat diobati.
Rumit, ya? Sungguh aku sedang memperumit sesuatu seperti katamu kemarin. Segalanya selalu rumit kalau itu tentang dia.
Now Playing : Katy Perry - Hot N Cold
Oke, sekarang aku akan menceritakan padamu tentang beberapa lelaki yang dekat denganku setelah kita berpisah. Sesungguhnya tujuan awal aku dekat dengan banyak lelaki hanya untuk teman bicara dan bercerita. Terkadang aku jenuh dengan teman wanitaku. Teman wanitaku pendengar dan pemberi solusi yang baik, tapi terkadang aku kurang nyaman menceritakan segalanya pada mereka. Alasannya sederhana; karena mereka wanita. Kau tau,kan , bagaimana
wanita? Itulah kenapa aku lebih nyaman bercerita dengan teman lelakiku. Mereka
lebih bisa menjaga mulut. Tujuanku yang kedua, karena aku ingin melupakan sakit
hati karenamu dan karena Bruno. Dan kalau bisa, aku ingin membuat seakan-akan
kalian tidak pernah ada di hidupku. Sayangnya tak bisa, itu terlalu mustahil.
Tidak akan bisa kulakukan sampai kapanpun. Kalian terlalu istimewah.
Hampir 2 tahun aku berpisah denganmu, aku sudah berkali-kali jatuh cinta. Tepatnya 3 kali. Yang pertama aku benar-benar jatuh cinta, tetapi yang lainnya aku hanya mengada-ada, seakan-akan aku jatuh cinta. Kau tau pencitraan? Sepertinya mantanmu ini pandai sekali melakukan hal itu. Dan sepertinya aku tidak mau kalah dengan pejabat yang baru-baru ini sedang eksis di televisi. Keren, bukan?
Kau tau? Beberapa bulan belakanan ini semua orang percaya aku sedang jatuh cinta. Padahal aku sedang melakukan sesuatu yang mereka sebut pencitraang. Bodohnya dengan mudah mereka percaya. Tapi syukurlah kalau mereka percaya, jadi tidak ada seorang pun yang tau kalau aku sedang patah hati.
Aku di-PHP-in seseorang, Tan. Sakiiiit. Lelaki yang sama yang aku ceritakan kemarin. Sebut saja namanya... Umm... Bruno.
Sebenarnya bukan sepenuhnya salah Bruno. Eh, tidak, Bruno tidak salah. Aku yang salah. Aku yang membuat harapan itu ada—sebut saja aku ke-geer-an—, dan aku yang membuat rasa sakit patah hati itu sendiri akibat harapan yang aku ada-ada.
Apa salah seseorang yang hatinya sedang terluka menaruh harapan pada seseorang dengan maksud agar orang itu dapat menyembuhkan lukanya? Tidak,
Rumit, ya? Sungguh aku sedang memperumit sesuatu seperti katamu kemarin. Segalanya selalu rumit kalau itu tentang dia.
Now Playing : Katy Perry - Hot N Cold
Oke, sekarang aku akan menceritakan padamu tentang beberapa lelaki yang dekat denganku setelah kita berpisah. Sesungguhnya tujuan awal aku dekat dengan banyak lelaki hanya untuk teman bicara dan bercerita. Terkadang aku jenuh dengan teman wanitaku. Teman wanitaku pendengar dan pemberi solusi yang baik, tapi terkadang aku kurang nyaman menceritakan segalanya pada mereka. Alasannya sederhana; karena mereka wanita. Kau tau,
Aku akan menceritakan mereka satu persatu. Yang pertama, lelaki yang kuceritakan padamu kemarin dan tadi –Bruno. Dia lelaki istimewah. Yang kedua, teman PSG-ku dulu, dia tidak kalah istimewah dari yang pertama. Akan kuceritakan lain waktu kalau ada perkembangan hubunganku dengannya. Dan yang terakhir, sebenarnya aku malas menceritakan tentang dia. Dia tidak --lagi-- istimewah. Keistimewahannya seketika lenyap ketika aku tau sifat aslinya. Bukan ak u tak bisa menerima apa adanya dia, tapi dia --secara tidak langsung-- selalu ingin dimengerti tanpa mau balik mengerti. Sangat menyebalkan. Aku tidak pernah sependapat dengannya, bukan masalah besar, aku suka beradu argumen, masalahnya; dia terlalu kekanak-kanakan, dia selalu menganggap dirinya paling benar, dia anti kritik. Aku benci segalanya yang ada di pikirannya. Aku jomblo lama bukan untuk mencari orang seperti dia, sorry. Berharap menyembuhkan luka, yang ada malah menciptakan luka-luka baru, merepotkan sekali, Tuan Anti Gengsi. Atau mungkin Tuhan sudah tidak memperbolehkan aku dekat dengan brondong, Tuhan menyuruhku tobat. Lagian, sekarang brondong terlalu mainstream. Yuni Shara aja udah putus sama
Sudahlah, langsung badmood ketika membahas dia. Bye, Tan.
NB : lagu Hot N Cold itu untuk dia yang terakhir.