Jumat, 06 Juni 2014

Artemis The Daughter of God

Baru 4 hari kamu Mama adopsi, tapi Mama harus kehilangan kamu karena kesalahan yang Mama buat sendiri. Maaf, Nak, Mama teledor lagi. Harusnya kandang Mama tutup rapet. Kesalahan kecil tapi fatal, Mama bikin kamu dipanggil Allah di usia kamu yang baru 3 minggu. Badan kamu mungil, Mama nggak yakin kamu bisa bertahan di luar kandang lebih dari 1 jam. Tikus jelek itu pasti nerkam kamu. Kamu jangan khawatir, ntar tikus itu dibunuh sama kakek. 

sehari sebelum ngilang



Artemis sayang, jangan nakal, ya. Kamu paling lincah dan pecicilan dibanding saudara-saudaramu, tapi kamu yang paling baik dan pinter, Nak. Kamu yang pertama kali nemuin jalan buat ke lantai 2. Kalau saudara-saudaramu harus Mama tuntun dulu. 

Artemis lagi mimik :3

Biarpun makanmu banyak, tapi ukuran badanmu yang paling kecil dibanding Aphrodite sama Athena. Mungkin karena ukuran badanmu itu, kamu selalu dibully sama saudara-saudaramu. Mungkin juga karena itu kamu selalu menyendiri di lantai 1, sedangkan saudara-saudaramu di lantai 3.

Aphrodite


Athena
Gimana, Nak, rasanya buat pertama kali main di tangan Mama? Seneng, ya? Kamu nggak bisa diem, jalan-jalan terus di tangan Mama, geli rasanya, hihi. Kemaren lusa, akhirnya Mama berani megang hamster lagi setelah trauma karena sempat ditinggal mati sama kakakmu, Nak, namanya Kili. Dia suaminya mbak-mbak gembrot yang kandangnya ada di atasmu. 

Kili Tampan

Lili Gembrot

Uwuwu :3
Dia mati karena kesalahan Mama juga, Nak. Kili meninggal karena dehidrasi. Botol minum Kilili ada 2, yang satu buat Lili, yang satu buat Kili. Yang buat Kili bocor gara-gara dijatuhin Shilla, jadi posisi botolnya Mama balik, akhirnya Kili nggak bisa minum.

berani megang hamster pas dia udah mati, ini yang bikin trauma :'(


 Cerita lengkapnya gini, waktu itu Mama ngira Lili, mbak-mbak gembrot yang mirip sapi glonggongan lagi hamil. Karena takut tiba-tiba ngelahirin, Kili sama Lili Mama pisah. Kandang yang sempat jadi rumah kamu itu Mama jadiin 2. Di lantai 2 Mama kasih sekat. Kili ada di atas, Lili ada di bawah. Kili berkali-kali kabur ke lantai 1 nemuin Lili sebelum Mama tinggal sekolah. Akhirnya sekatnya Mama rapetin biar Kili nggak kabur. Pas pulang sekolah, seperti biasa sebelum ganti baju Mama tengok Kilili. Lili lagi lagi jalan-jalan, Kili lagi tidur. Abis itu Mama ke kamar mandi buat cuci kaki. Mama tengok mereka lagi. “kok tumben Kili anteng, biasanya langsung bangun kalau nyium bauku.”, pikir Mama. Terus Mama coba tiup-tiup badannya, biasanya langsung bangun, tapi ini enggak. Sekilas Mama lihat mata Kili melek, masa iya tidur matanya melek. Firasat Mama mulai nggak enak. Mama coba goyang-goyangin badannya. Badannya kaku, Nak, dan udah nggak napas lagi. Padahal sebelum Mama tinggal dia masih lincah. Sedih, Nak, ditinggal tiba-tiba. Rasanya kayak diputusih pacar gitu aja pas lagi sayang-sayangnya. Duh. Ah, kamu masih kecil, nggak bakal ngerti beginian. Mungkin Kili bakal jelasin ke kamu di surga sana. Titip salam buat Kili, ya, Nak. Bilang ke Kili, Mama minta maaf banget nggak bisa ngerawat dia dengan baik. Mama sayang kalian, terlebih kamu. Mama janji ini yang terakhir. Mama nggak akan trauma lagi pegang hamster setelah gigi-gigi mungilmu gigitin tangan Mama, nggak sakit malah geli, hihi. Main-main ke sini, ya, Nak, kalau kangen atau pengin gigitin tangan Mama. Mama sayang kamu. :’*

Kalau blog ini buku tulis mungkin udah basah sampe halaman terakhir. ARTEMIS MAAF T.T      



Sebenernya tulisan yang di atas itu yang mau aku posting hari ini, aku ketik siang pas kepikiran gimana nasib Artemis di luar kandang. Inget kemaren lusa rumahku kemasukan tikus, pikiran udah ke mana-mana, pesimis kalau Artemis masih hidup. Ternyata pas bener-bener yakin kalau Artemis udah mati, Artemis malah muncul. Gini ceritanya, jam 8-an malem aku tidur. Jam 9-an aku kebangun. Tiba-tiba melek gitu aja, terus lihat sekeliling ternyata ada Artemis lari-lari muterin aku. Artemis emang anak Mama yang paling pinter, tau jalan pulang. Badannya—Alhamdulillah—nggak ada luka sedikit pun. :’)

Kemaren kamu udah berpetualang hebat, Nak. Jangan kabur-kabur lagi, ya. :*

Sabtu, 24 Mei 2014

LULUS!


Hore lulus. Alhamdulillah. Nggak terasa 3 tahun berlalu, tau-tau udah lulus aja. Seneng, bebas dari tugas. Sedih, karena bakal dipanggil “mbak” sama mbak-mbak Indomaret, pfft.
Kata orang, SMA itu masa-masa paling indah, kayaknya—menurutku—nggak ada yang seindah masa-masa waktu masih SMP. SMP masih polos-polosnya, gampang banget nyari temen, gak ada yang bermuka dua, gak ada yang nusuk dari belakang, gak ada masalah. Sedangkan SMA.. ya gitu, deh. Mungkin karena masa transisi dari anak-anak ke remaja—dewasa—makanya jadi lebih “berat”. Dan mungkin karena mental belum siap. Overall, SMA—lumayan—indah walaupun setelah ini nggak bisa ngelihatin doi lagi. Untung udah—diem-diem—nyimpen fotonya, ehehe. Yah, walaupun sampai sekarang belum tau namanya siapa. Secred admirer yang aneh.
*Now Playing : Lady Antebellum - Just A Kiss* duh, jadi inget waktu doi main basket atau sepak bola. Walaupun tiap nge-gol-in nggak pernah masuk, tapi tetep aja keren.. kalo ngelihatnya pakai mataku. :3
Dia paling sederhana dibanding teman-temannya, tapi paling istimewah di sini *nunjuk hati*. Ais. :3
Ini penampakan dia. Harus disensor biar greget. FYI, di foto itu dia lagi senyum  nunjukin deretan giginya yang rapi. Maniiiiisssss banget. Di foto itu juga, rasanya kayak dia natap mataku. Nggak apa-apa walaupun cuma di foto, daripada nggak sama sekali, ‘kan?


                Postingan ini diketik 1 hari sebelum wisudah dan sekarang—1 hari setelah wisudah—akhirnya I KNEW HIS NAME. AAAAAAAAAAKKKKK. He looked gorgerous, you know.
Umm, oke, cukup segini aja. Selamat datang di dunia yang sebenarnya, lulusan 2014! The oods are in our favor. :3

Sabtu, 12 April 2014



Ternyata ada yang lebih nyakitin daripada suka sama orang tapi kita nggak tau orang itu suka sama kita juga apa enggak; tau sama-sama suka tapi nggak ngerti harus berbuat apa selain nunggu takdir maunya apa itu lebih dari sekedar nyakitin—tapi nyiksa.

Jumat, 21 Maret 2014

Fuckin' Problem



Ada 3 hal yang paling aku takutin—hal yang ketiga aku benci; pertemuan, perpisahan, perubahan. Tuhan itu baik, Dia nggak mungkin ngebiarin hambanya “sendirian”, akhirnya dia nyiptain pertemuan. Dan pertemuan akan berakhir pada waktunya. Setelah semuanya berakhir, semuanya nggak akan sama. 3 tahapan itu susah buat dilalui. Dan sialnya, bumi itu terus berputar, jadi 3 tahapan itu bakal selalu terjadi.
Sumpah. Sedih. Banget. Pengin. Nangis. Eh udah, deng. Daritadi.
Kadang, sesuatu itu datang nggak diduga, perginya pun nggak diduga juga. Ngeselin.

Minggu, 23 Februari 2014



Kalau sama kamu, aku nggak ragu buat melangkah. Kamu nuntun aku buat jadi sebaik-baiknya manusia. Hati baikmu itu memperbaiki apa yang kusut di aku. Kamu itu (selalu) kayak, “ayo lewat sini. Aku gandeng biar kamu nggak nyasar”. That’s way kalau kamu nggak ada, rasanya kayak tersesat.
Postingan ini buat siapa? You know who you are.

Senin, 17 Februari 2014

Aku suka membuatmu merenung, membuatmu berpikir, membuatmu bertanya pada dirimu sendiri, hingga aku yang menjadi jawabnya. — @Karizunique