Jangan ukur perasaanku dari pertanyaan “kamu sayang nggak
sama aku?” dan kemudian kau menilai dari jawaban “iya” atau “tidak”-ku yang
sering kali kau todongkan padaku. Persetan dengan sayang. Kejelasan perasaan
kita, serahkan saja pada Tuhan. Bagaimana kita nanti dan bagaimana akhirnya
kita nanti. Jalani saja apa yang ada sekarang. Tuhan selalu punya
rencana-rencana indah. Percuma kalau kita merencanakan tapi Tuhan yang
menentukan. Bayangkan kalau rencana yang kita buat tidak di-aamiin-kan Tuhan,
kau siap kecewa?
Bersabarlah menunggu rencana indah Tuhan, sayang. Jadi,
kusimpan jawabanku sampai—mungkin—waktu yang akan menjawab
pertanyaan-pertanyaanmu.
Dan perkara sayang, untuk apa mempermasalahkan sayang kalau sejauh ini kita cukup nyaman dan baik-baik saja tanpa ungkapan sayang,
sayang?